Langsung ke konten utama

Menjadi Mahasiswa D1 Pajak STAN 2017

*Berdasarkan pengalaman pribadi* 
Alhamdulilllah saat ini ane udah lulus. Pas nulis ini, ane lagi ada di masa-masa menunggu pengumuman lanjutan mengenai OJT dan penempatan. Karena nganggur, jadinya ane memutuskan untuk menulis ini.
Menjadi mahasiswa D1 tidaklah mudah, tidak juga sulit. Tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. Positifnya kah? atau negatifnya?. Karena orang-orang bijak selalu berkata bahwa jangan lihat suatu hal dari satu sisi saja.


 
Ya, mereka enak udah bijak. Apalah saya ini yang masih berpikiran sempit. Seperti saat itu, saat awal ane mengetahui hasil pengumuman bahwa ane berhasil lulus tes ketiga USM PKN STAN 2017 yang juga merupakan tes final penerimaan mahasiswa 2017. Senang karena lulus STAN. Agak kecewa karena dapet D1. Ya, mungkin ini kapasitas otak ane. Mungkin hasil tes ane sebenarnya nggak bagus-bagus amat. Kayanya sih cuma sedikit di atas ambang batas. Pikir ane waktu itu. Ini bisa dibilang pikiran negatifnya.
 
Pikiran ane agak berubah saat beberapa hari kemudian ketemu sama bapaknya kating ane. Jadi kebetulan kating ane lulus tepat di tahun yang sama dengan penerimaan ane. Kating ane punya paklik (adek bapak) yang kebetulan rumahnya tepat dua rumah di sebelah kiri rumah ane. Beliau saat itu sedang ada di rumah adiknya, tentangga ane. Tau kalau ane keterima di STAN, kami kemudian ngobrol-ngobrol mengenai STAN. Beliau juga bilang kalau D1 itu belum tentu jelek. Kata beliau, bisa saja ane dimasukkan ke D1 karena kapasitas otak ane memang mumpuni buat belajar cepat. Secara memang jam matkul untuk D1 memang lebih padat. Ini adalah sisi positifnya.
 
Berikut beberapa hal enak – nggak enak yang ane lalui selama jadi mahasiswa D1 Pajak 2017.
  • Jam mata kuliah padat
Masa kuliah yang hanya satu tahun (8 bulan efektif) membuat matkul yang diajarkan per semesternya menjadi lebih padat apabila dibandingkan dengan mahasiswa D3. Mahasiswa D3 per semesternya akan dijadwalkan memiliki 8 matkul sementara mahasiswa D1 punya 2 matkul tambahan jadi 10 matkul.

  • Kelas hingga malam
Jumlah mahasiswa D1 Pajak 2017 ada pada kisaran 2600-an orang. Jumlah yang membeludak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya ini ada sangkut pautnya dengan kemenristekdikti yang meminta agar STAN menggabungkan seluruh mahasiswa di satu lingkungan kampus. Pada tahun-tahun sebelumnya, memang, mahasiswa STAN biasanya akan tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Para mahasiswa akan berkuliah di Balai Diklat Keuangan yang dimiliki oleh Kemenkeu yang tersebar di kota/kabupaten tertentu.
 
Penggabungan ini membuat jumlah gedung kelas yang dapat digunakan juga ikut bertambah. Namun, karena masih saja kekurangan gedung, penambahan jam perkuliahan pun akhirnya dilakukan. Waktu terakhir yang dimungkinkan untuk melakukan kegiatan perkuliahan adalah pukul 21.30. Khusus hari sabtu, waktu terakhirnya hanya sampai pukul 17.00.
  • Anggota kelas tidak diacak
Salah satu hal yang menurut ane enak adalah komposisi anggota kelas yang tidak diacak. Hal ini berbeda dengan mahasiswa selain D1. Komposisi kelas mereka akan diacak dalam periode per semester atau per tingkatan. Dengan begini kedekatan emosional dapat lebih dipererat antar anggota kelas.
  • Tidak perlu mengerjakan KTTA
Di kampus-kampus pada umumnya, apabila akan lulus, mahasiswa diharuskan menyusun skripsi. Sedikit berbeda dengan skripsi, di STAN, apabila akan lulus, mahasiswa diharuskan menyusun Karya Tulis Tingkat Akhir (KTTA). Akan tetapi, mahasiswa lulusan D1 akan dikecualikan. Kami tidak membuat KTTA. Kami hanya akan membuat laporan hasil Praktik Kerja Lapangan yang merupakan laporan kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang akan dilakukan selama 4 minggu setelah UAS semester 2. Laporan hasil PKL dapat dikatakan lebih mudah untuk dikerjakan dibandingkan dengan KTTA.
  • Risiko terkena drop out relatif “lebih kecil”
DO adalah hal yang sensitif namun lumrah terjadi di STAN. Tentu kita tidak mau terkena DO. Kita juga berharap teman-teman kita juga dapat tetap bertahan sampai nanti wisuda bersama. Akan tetapi, dari tahun ke tahun sangat sulit untuk tidak menghadapi hal ini.
 
Lebih kecil yang ane maksud ini juga bisa dibilang hanya dari satu sudut pandang. Jangka waktu yang lebih sedikit. Waktu yang lebih sedikit membuat risiko terkena DO “mengecil” karena mahasiswa D1 hanya akan melewati 2x UAS. Pengumuman kelulusan lanjut atau tidaknya seorang mahasiswa ke semester berikutnya dilakukan per setelah UAS. Jadi setidaknya mahasiswa D1 cuma bakalan deg-degan nunggu hasil 2x saja.
  • Cepat lulus
Seperti yang kita tau, masa perkuliahan mahasiswa D1 hanyalah 1 tahun. Dibandingkan 3 tahun mahasiswa D3, tentu mahasiswa D1 akan lulus duluan apabila masuk pada tahun yang sama.

Nah, itu mungkin beberapa hal yang udah ane laluin. Nggak semua orang akan berpikiran sama, tapi setidaknya ane memberi sedikit pandangan kepada orang lain, khususnya para calon mahasiswa yang akan menjadi mahasiswa D1 juga. Nggak usah minder karena diterimanya cuma D1. Toh, diterima menjadi mahasiswa STAN aja udah jadi kebanggaan kan ? :)
 
Kembali lagi semua yang ane tulis di sini hanya dari kaca mata ane semata. Sekian.

Kalau kau kadang merasa lelah menghadapi dunia, cobalah untuk menghiraukan ucapan orang banyak. Dengarlah orang-orang yang benar-benar berjalan bersamamu karena merekalah yang akan ikut bahagia dengan keberhasilanmu dan akan tetap ada di saat kau jatuh

Komentar